WELKOME IN BLOG KUNTUNG LOMPAD BARU RANOYAPO ....lompadbaru.blogspot.com

TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

FLAGCOUNTER

free counters

Selasa, 20 November 2012

Identifikasi Desa Lompad Baru

4.1 Lokasi, Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
Jemaat Lompad Baru adalah merupakan salah satu Jemaat yang berada di wilayah Ranoiapo dimana daerah ini terletak pada jasirah bagian selatan Kabupaten Minahasa dan merupakan bagian dari wilayah GMIM.
Selanjutnya Jemaat ini berbatasan dengan daerah-daerah lain seperti : 
a. Batas Utara dengan kepolisian Motoling di sungai Motoling
b. Batas Selatan dengan kepolisian Pontak di lembah pegunungan Sinokot
c. Batas Timur dengan kepolisian Lompad di perkebunan Apela
d. Batas Barat dengan kepolisian Pontak dan Motoling di lembah pegunungan Sinokot.
Luas Jemaat Lompad Baru sesuai dengan data yang diperoleh adalah 6 km2 untuk pemukiman dan luas kepolisian 70 km2', sedangkan Jemaat ini terdiri dari 5 ( lima ) kolom. Jumlah penduduk Desa Lompad Baru sampai bulan Juli tahun 2001 adalah 451 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 227 jiwa dan perempuan 224 jiwa dengan jumlah kepala keluarga128 Kepala Keluarga.

Tabel1. Komposisi jumlah penduduk sesuai sensus tahun 2001
No
Umur (tahun)
Laki-Iaki
Perempuan
JumlahJiwa
1.
0-4
18
21
39
2.
5 -14
35
33
68
3.
15 -24
33
32
65
4.
25 -40
73
59
132
5.
40 ke atas
68
79
147
Jumlah
227
224
451
Sumber Data: data Statistik Desa Lompad Baru. 

Pola Jemaat Lompad Baru juga seperti desa-desa lain di Minahasa, dapat dikatakan bersifat menetap. Jemaat Lompad baru dalam perkembangannya bersifat mengelompok, menjadi padat dan menjadi luas sedangkan kelompok-kelompok perumahan mengambil bentuk mengikuti jalan utarna, selain jalan utarna yang menjadi pusat-pusat aktivitas jemaat seperti Kantor Kepala Desa, gereja, warung-warung dan sebagainya, terdapat pula jalan-jalan samping yang lebih kecil atau jalan-jalan setapak untuk masuk ke dalam dan ke tempat-tempat pertanian sekitar. Sedangkan bentuk pennukaan tanah adalah daratan dan perbukitan.
Transportasi di Lompad Baru yang menghubungkan dengan ibukota kecamatan dan ibukota lain cukup lancar. 
Letak desa Lompad Baru terhadap pusat-pusat fasilitas kota adalah sebagai berikut :
a.   Ibukota Kecamatan         : 3 km
b.   Ibukota Kabupaten         : 105 km
c.   Ibukota Propinsi             : 118 km

4.2 Pendidikan, Mata Pencaharian dan Agama.
Pada saat berpindahnya penduduk dari desa Lompad ke perkampungan Metuari yang sekarang ini adalah merupakan Desa Lompad Barn, saat itu juga sektor pendidikan oleh para pendiri desa langsung terpikirkan.
Pembangunan Sekolah Dasar pertama yang masih berukuran seadanya yakni 7 x 6 m yang terdiri dari 3 (tiga) bilik disponsori oleh pemuda pada waktu itu dikoordinasikan oleh pemuda Gerson Rantung mulai pada tahun 1956.
Namun setelah gedung sekolah ini selesai pertama digunakan sebagai tempat ibadah. Pentahbisannya pada hari Minggu, 26 Agustus 1956 oleh Bapak Pendeta J.M. Tambayong dengan nats Alkitab : Yohanes 4: 23. salah satu yang hadir pada waktu itu ialah Bapak Altin Lumenta sebagai penolong Injil pada pentahbisan gedung tersebut.
Selanjutnya pemohonan pada yang berwajib untuk dibukanya Sekolah Rakyat GMIM ditempat ini nanti pada bulan Oktober 1956 yang diteruskan pada Kepala Urusan Persekolahan GMIM dan pembukaan Sekolah Rakyat GMIM ini disetujui berdasarkan SK Kepala Urusan Persekolahan GMIM tertanggal II Oktober 1956. Nomor XV/2154/X11956. dengan ketentuan : Sekolah ini sebagai filial cabang dari Sekolah Rakyat GMIM Lompad dan telah meneruskan pennohonan ini kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kebudayaan Daerah Minahasa di Manado dan pembukaannya pada tanggal 1 November 1956. Pembukaan sekolah ini dilaksanakan oleh kepala sekolah Rakyat GMIM Lompad yakni Bapak H. J. Tanor. Waktu itu pula beliau menugaskan Abednego Tarumampen sebagai guru pertama di sekolah ini, pada tahun 1957 menugaskan guru pembantu Detje Rambi selanjutnya diganti oleh Itje Kawatu di tahun 19581 1959. Di tahun 1959 gedung sekolah dipindahkan ke tanah pinjam yang lokasinya bertempat pada pemukiman Kel Jantje Pendong sekarang atau tepatnya di depan Balai Desa. Pada tanggal 24 September 1964 atas prakarsa dari pemerintah desa, dibangunIah gedung sekolah yang berukuran 21 x 7 x 6 m pada sebidang tanah yang di beli oleh Panitia Pembangunan Desa. Di tempat inilah yang dahulunya bemama Sekolah rakyat GMIM Lompad Barn hingga Sekolah Dasar GMIM Lompad Barn sebagai tempat menimba ilmu di tingkat sekolah Dasar oleh anak-anak di Lompad Baru.
Persekolahan Taman Kanak-Kanak di Desa Lompad Baru ini berdiri sejak tahun 1964, meskipun gedung persekolahannya hingga tahun 1979 masih meminjam sarana ruang belajar pada rumah-rumah penduduk. Nanti pada tanggal 7 Mei 1979 sampai sekarang menempati lokasi yang permanen dari hasil swadaya jemaat. Taman Kanak-Kanak ini diberi nama Betel yang diambil dari Kitab Perjanjian Lama.

Tabe       l  2. Keadaan fasilitas Pendidikan
No
Jeni Jenis Bangunan
Jumlah
Jumlah Murid
Jumlah Guru
L
P
1.
Taman Kanak-Kanak
1
-
-
-
2.
Sekolah Dasar
1
-
-
7
Sumber data : Statistik Desa Lompad Barn 2001

Mata pencaharian anggota Jemaat Lompad Barn yang utama adalah di bidang pertanian, disamping jenis mata pencaharian lain. Hal ini dapat dilihat pada komposisi seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 3.    Komposisi penduduk menurut mata pencaharian di jemaat Lompad Barn Wilayah Ranoyapo.
No
Mata Pencaharian
Jumlah Orang
1.
- Petani pemilik
57
- Petani penggarap
43
- Buruh tani
323
2.
Petemak
17
3.
Mantri Kesehatan
5
4.
Pegawai negeri
13
5.
Pedagang
8
6.
DukunBayi
5
7.
ABRI
3
8.
Tukangkayu
19
9.
Pensiunan
14
10.
Sopir
11
Sumber data: Statistik Desa Lompad Barn 2001

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa struktur perekonomian di daerah ini yang menonjol adalah kelapa dan cengkih disamping tanaman lain sebagai penunjang.
Sebagai gambaran konkrit dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel  4    Komposisi hasil pertanian / perkebunan di jemaat Lompad Baru Wilayah Ranoyapo.
No
Jenis
Satuan (ha,btg)
Hasil rata-rata persatuan (kw)
Total produksi
1.
Kelapa
2.339
20 butir
905,55 kg
2.
Cengkih
2.511
25 liter
127,75 kg
Sumber data: Statistik Desa Lompad Barn 2001

Selanjutnya faktor agama mernpakan unsur terpenting dalam rangka pembangunan mental spiritual bangsa. Hal ini telah digariskan dalam GBHN dan dijabarkan dalam REPELITA, sejak REPELITA I hingga sekarang.
Di Jemaat Lompad Barn hanya terdapat satu agama yakni Kristen Protestan dan terdiri dari dua golongan gereja yaitu GMIM dan GPdI (Pantekosta). Namun yang perlu diketahui bahwa golongan mayoritas yang ada adalah jemaat GMIM.
Berikut ini dikemukakan tentang urutan-urutan Ketua / Guru Jemaat di Jemaat GMIM Lompad Baru mulai dari sejak berdirinya, sebagai berikut
·        1956-1968               : Karel Fredreik Pangemanan
·        1968-1971               : W. B. Tarumampen
·        1971-1994               : Gerson Rantung
·        1994-1999               : J. G. Pangemanan
·    1999-2004               : Pdt. Ny. J. Pajow-Mamuaya,STh.
.   2004-2008               : Pdt. Ny. E. Lumempow-Korompis, S.Th.
.   2008-2012               : Pdt. Ny. J. Tumiwa-Pongantung, S.Th.
.   2012 s/d Sekarang  : Pdt. Ny. V. Mawitjere-Poluan, S.Th.

Pada tahun 1982 akibat pemekaran-pemekaran jemaat dan wilayah, maka wilayah Motoling dimekarkan menjadi dua wilayah yaitu Wilayah Motoling dan Wilayah Ranoyapo.

Tabel 5. Komposisi jumlah jemaat sesuai sensus tahun 2001
No
Umur (tahun)
Laki-Iaki
Perempuan
Jumlah
1.
0 - 4
-
-
-
2.
5 -14
-
-
-
3.
15-24
-
-
-
4.
25 -40
-
-
-
5.
40 ke atas
-
-
-
Jumlah
-
-
-
Sumber Data: Data Statistik Jemaat Lompad Baru.

4.3 Sejarah Singkat Desa Lompad Baru
Desa Lompad Baru didirikan pada tanggal 27 Juni 1956. Pada waktu berdirinya desa ini oleh tonaas-tonaas pada waktu itu memberikan nama "Metuari". Penduduk yang mula-mula menempati Desa Metuari ini adalah penduduk Desa Lompad Lama yang mengungsi ketika Desa Lompad Lama terjadi kebakaran pada tanggal 26 Maret 1956 yang memusnahkan sebagian besar rumah-rumah penduduk. Yang menjadi Hukum Tua pertama Desa Metuari ini adaJah Bapak Adolf Hendrik Tarumampen.
Sesudah peristiwa kebakaran Desa Lompad Lama itu maka timbullah cita-cita beberapa keluarga untuk mendirikan kampung baru di kompleks baru jalan raya, yang lokasinya berada di samping jalan ke Desa Lompad Lama (dari Lompad Lama ke arah barat jaraknya sekitar 2 km). Dahulunya tempat itu bernama "Sinokot".
Awalnya mereka memasuki daerah Sinokot ini pada bulan Maret 1956 dengan tujuan mencari tikus "mangawok" dan mencari babi hutan atau "rnangasuh". Ketika mereka pulang dari mangawok dan mangasuh mereka memberitahukan pada saudara - saudara mereka yang dalam penyikiran bahwa tempat yang mereka Jalui dalam rangka mangawok dan mangasuh ini bisa dijadikan bakal perkampungan.
Kemudian diberitahukan bahwa barang siapa yang berminat untuk membangun tempat itu supaya mendaftar, dan ternyata yang mendaftar pada waktu itu ada 40 Kepala Keluarga/Rumah Tangga. Berdasarkan hal itu maka A. H. Tarumampen menemui pemilik tanah yang pada areal tersebut, yaitu Bapak Altin Lumenta dan Bapak Junus Lumenta, yang keduanya bertempat tinggal di Desa Pontak untuk rneminta ijin atau persetujuan. Permintaan itu oleh kedua Bapak tadi dikabulkan. Sehingga pada Bulan Maret itu juga dibentuklah Panitia Pembangunan Desa Baru.
Adapun susunan kepanitiaan tersebut antara lain 
Ketua I            : Adolf Hendrik Tarumampen
Ketua II           : Alweijn Werung 
Panitera          : Andrias Johanis Waworuntu
Bendahara      : Han Johanis Tarumampen 
Anggota          : 1. Edi A. Rantung.  2. Junus Pendong.  3. Lukas Waworuntu Sesudah Panitia ini dibentuk, disampaikan dan diminta persetujuan dari Hukum Tua Desa Lompad Lama yang waktu itu dijabat oleh Bapak H. Pangemanan. Beliau menyetujui dan memberi petunjuk mengenai teknis pelaksanaannya. Pada bulan Mei 1956 Panitia tersebut menemui Pemerintah Desa Pontak untuk melaksanakan pengukuran ( kapling ) kintal- kintaIlhalaman guna dijadikan pemukiman oleh keluarga-keluarga yang mendaftar itu. Dan tanggaI 18 Juni tahun itu juga diadakan penebanganlperombakan pohon-pohon karena di lokasi tersebut kondisinya masih hutan lebat. Namun sebelum diadakan perombakan didahului dengan suatu ibadah singkat yang dipimpin oleh Bapak H. J. J. Tarumampen. Doa bersama itu diadakan di atas tanah yang sekarang tempat dibangun gedung gereja GMIM. Pada tahun 1957, nama desa Metuari ini diubah menjadi Lompad Baru. Nama ini diambil dari nama desa Lompad Lama, dikarenakan penduduk waktu itu adalah orang-orang yang berasal dari desa Lompad Lama.

4.4  Sistem Kekerabatan
Bentuk rumah tangga pada umumnya orang Minahasa seperti yang terdapat di Jemaat
Lompad Baru, dapat terdiri dari hanya satu keluarga batih, tetapi dapat pula lebih. Satu rumah tangga dimana terdapat lebih dari satu keluarga batih adalah seperti yang terdapat bilamana keluarga batih terdiri dari seorang anak yang barn kawin untuk sementara tinggal bersama orang tuanya dan menggabungkan diri ke dalam kesatuan ekonomi rurnah tangga orang tuanya. Bentuk yang lain adalah bila mana usia orang tua sudah lanjut, maka kehidupannya ditanggung oleh salah seorang anaknya yang telah kawin. Disamping sering pula bersama saudara sekandung lainnya yang belum kawin yang kesemuannya membentuk satu kesatuan ekonomi rumah tangganya.
Keluarga batih sebagai suatu kelompok kekerabatan, selain terdiri dari kelompok istri dan anak-anak mereka yang belum kawin, juga yang tergabung sebagai anggota adalah anak tiri dan anak angkat karena adopsi. Adapun bentuk keluarga batih pada masyarakat Minahasa  umumnya selalu berdasarkan monogamy, disebabkan hanya pada suami istri sebagai ayah dan ibu dari anak-anak.
Adapun kelompok kekerabatan yang terpenting dewasa ini dengan prinsip keturunan tersebut di atas adalah kelompok yang disebut famili yaitu kelompok kekerabatan yang meiiputi saudara sekandung ( patuari karanganltaranak ) saudara sepupu pihak ayah dan ibu, atau yang disebut anak bersaudara sungguh (anak ne matauri ), saudara-saudara sepupu derajat kedua dari pihak ayah dan ibu yang disebut cucu bersaudara (poyo' ne Metuari ), saudara dari istri (kalo), selain dari orang tuanya sendiri. Saudara orang tua dari pihak ayah dan ibu, orang tua istri ( papa empo clan mama empo ), saudara saudara orang tua istri (om dan tante) juga para kemenakan termasuk kemenakan pihak istri. Kelompok kekerabatan seperti ini banyak terlihat sebagai kelompok bantu-membantu dalam satu kegiatan tertentu, seperti perirumpulan - perirumpulan, pesta - pesta atau upacara kematian, pemakaman dan lain-lain yang pada pokoknya berkisar pada kegiatan sekitar rumah tangga.
Masalah yang sangat erat hubungan dengan batas-batas hubungan kekerabatan adalah penurunan warisan yang terdiri dari semua harta milik yang diperoleh suami istri itu sebagai warisan dari orang tua mereka masing-masing, ditambah dengan harta yang mereka peroleh bersama selama berumah tangga. Pembagian warisan pada ahli-ahli waris sesudah saatnya tiba, diatur dengan adat dan peraturan yang berlaku. Adapun benda-benda warisan yang belum dapat atau tidak dapat dibagi penggunaannya adalah secara berganti-ganti atau bergiliran yang diatur oleh saudara lelaki tertua.
Ahli waris yang berhak mendapatkan warisan adalah anak-anak, anak angkat dan anak tiri. Dasar pembagian warisan itu biasanya
merata pada semua ahli waris.

4.5 Bahasa
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi terpenting untuk bisa berhubungan dengan sesama. Orang Minahasa dapat dibagi dalam delapan kelompok atas dasar perbedaan geografis dan bahasa yaitu :
Kelompok Tonsea dengan dialek Tonsea
Kelompok Tolour dengan dialek Tolour (Tondano)
Kelompok Tountemboan dengan dialek Tountemboan
Kelompok Tombulu dengan dialek Tombulu
Kelompok Tonsawang dengan dialek Tonsawang
Kelompok Ratahan dan Ponosakan yang mempunyai persamaan dengan Bolaang
Mongondow
Kelompok Bantik yang mempunyai dialek dan mempunyai banyak persamaan dengan Sangir

Dari delapan kelompok orang Minahasa yang berdasarkan dialek/bahasa maka Jemaat Lompad Baru termasuk dalam kelompok bahasaJrumpun Tountemboan dengan dialek Tountemboan Tumompaso. Dalam kehidupan sehari-hari bahasa yang digunakan oleh masyarakat menurut pengamatan penulis adalah umurnnya bahasa Tountemboan ( makatana ) selain dari bahasa Melayu Manado serta bahasa Indonesia.

4.6  Sistem Kepemimpinan
Dalam kehidupan Jemaat, disamping terdapat pemimpin formal ada juga pemimpin juga non formal yang merupakan pendukung dan pelaksana dalam menjalankan program pemerintah khususnya pemerintah desa Lompad Baru. Kepemimpinan formal diangkat berdasarkan surat Keputusan dari pejabat yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan, sedangkan pemimpin non formal adaJah mereka yang dapat mendapat pengakuan atau legitimasi dari masyarakat setempat.
Selain pemimpin formal terdapat juga sejumlah orang yang menduduki jabatan tertentu yang dapat merupakan pemimpin non formal dalam desa seperti pemimpin-pemimpin gereja yang terdiri dari Penatua, Syamas dan Gembala disamping para tua-tua kampung / desa lainnya. Pengaruh para pemimpin formal dan non formal di desa Lompad Barn ini sangat kuat terhadap kegiatan.dan tingkah laku masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari bentuk pengarahan dan kerjasama masyarakat di dalam beberapa aspek kehidupan misalnya, bidang pembangunan desa, acara-acara kekeluargaan, kematian, perkawinan, dan acara-acara kerohanian seperti evanglisasi dan pengucapan syukur dari hasil pertanian yang baik

4.7 Tokoh- Tokoh Agama
Tokoh-tokoh agama yang dimaksud adalah orang yang ditunjuk atau dipilih untuk menjadi pemimpin dalam agama. Dalam hal agama di desa Lompad Baru terdiri dari 2 (dua) golongan yang adalah merupakan bagian dari Kristen Protestan. Kedua golongan tersebut adalah GMIM dan Pantekosta (GPdI). Sedangkan agama yang dimaksud adalah; Pendeta, Gembala, Guru Agama, Penatua dan Diaken. Kepeduliannya dalam pelaksanaan pembangunan diantaranya adalah memberi motivasi moril dalam bentuk khotbah dan dalam hal penanggulangan kemiskinan, memilih salah satu jemaat yang dirasa kurang mampu untuk dijadikan mitra gereja dalam pembangunan

4.8 Penghulu Adat
Adat masih merupakan landasan atau dasar yang kuat dari masyarakat untuk berperilaku. Karena itu secara spontan Hukum Tua (Kepala Desa) dianggapnya sebagai yang paling terutama disamping para orang tua yang dianggapnya mempunyai pengaruh dalam hal tradisi. Perannya dalam sektor pembangunan sangatlah besar, karena disamping penghuJu adat ia juga merupakan panutan masyarakat.

4.9 Guru
Dari kalangan pengajar di desa, baik sebagai pendidik atau sekolah TKK, SD, SMP, SMU dianggap oleh masyarakat sebagai pola anutan yang patut diteladani. Salah satu peran atau kepeduliannya dalam pembangunan adalah selain membimbing anggota peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila, dalam pengambilan haknya (gaji) para guru diwajibkan untuk lebih dahulu melunaskan Pajak Bumi dan Bangunan

4.10 Pengusaha
Untuk mengembangkan perekonomian di Desa, dengan adanya pengusaha ini keberadaannya sangatlah diharapkan disana. Dalam setiap pelaksanaan program pembangunan, para pengusaha dengan tidak segan-segan memberi diri untuk berpartisipasi menyumbangkan dirinya atau sarana dan prasarana yang dimiliki guna mensukseskan program pembangunan. Di sektor jasa, para pengusaha inipun rela memberi kendaraannya digunakan oleh masyarakat untuk membawa orang sakit ke Puskesmas tanpa memungut imbalan.

4.11 Pensiunan
Kepedulian pensiunan untuk program pembangunan antara lain memberi aspirasi positif pada generasi muda dalam menunjang program pembangunan yang ada. Juga merupakan penggerak utama (sponsor) dalam pengumpuJan dana jika ada proyek swadaya masyarakat desa. Pensiunan ini terbagi dari; Pensiunan ABRI, Pegawai Negeri Sipil dan Veteran.

4.12 Kerukunan Keluarga
Kumpulan dari orang-orang yang masih dalam garis keturunan dengan menganut sistem patemalistik, organisasi kecil inilah yang disebut dengan "Rukun Keluarga". Namun dianggap layak untuk memimpin mereka. Perannya dalam pelaksanaan program pembangunan antara lain bisa memberikan pendidikan berorganisasi kepada anggotanya dan di sisi lain dengan adanya kerukunan keluarga ini, didalamnya juga sering terjadi pertukaran pemikiran (shear) tentang permasalahan dalam desa, juga terkadang dijadikan sarana sosialisasi program yang secara bersama dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.

4.13 Kelompok Tani ( Mapalus )
Suatu kelompok yang dibentuk berdasarkan gotong royong yang terdiri dari orang-orang baik laki-laki maupun perempuan. Kelompok inilah yang dikenal oleh rakyat Minahasa dengan sebutan "Mapalus", dalam bahasa Tountemboan dikenal dengan "Ma 'ando". Para kelompok Mapalus tersebut anggota - anggotanya memilih atau menunjuk seseorang yang menjadi pemimpin Mapalus yang dianggapnya mampu dan mempunyai keunggulan tersendiri. Kalaupun dalam pemilihan itu unsur keluarga, rekan dan karena dianggap lebih tua dipandang masih lekat untuk mendudukkan seseorang dalam memimpin organisasi Mapalus tersebut. Adapun peranannya dalam pembangunan antara lain menumbuhkan sifat gotongroyong dengan mengadakan arisan (simpan pinjam uang), dengan sifat gotongroyong pula memindahkan dan membangun rumah penduduk dari satu tempat ke tempat lain. Kelompok Mapalus yang terdiri dari ; Cita Waya, Mangimbali, Pinaesaan dllJuga memberikan waktu luang untuk dipekerjakan dalam satu proyek pembangunan tanpa memungut biaya. Misalnya ; jika ada proyek pengadaan taman PKK, mereka sangat tidak puas apabila tidak ikut serta dalam pembangunan tersebut.

Demikian Identifikasi Desa Lompad Baru, dan apabila ada kesalahan dalam penulisan ini yang mungkin tahu persis akan Identifikasi desa Lompad Baru... Mohon informasinya ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Menu Tab View

Selamat menikmati artikel yang sudah termuat dalam Blog ini
Mohon Maaf Karena Masih Banyak Kekurangan
Tinggalkan Komentar Anda